Penulis: Tasaro GK
Penerbit: Tiga Serangkai
Editor: Sukini
Desain Sampul: Rendra TH
Desain isi: Rendra TH
Penata Letak Isi: Ikhsan
Ilustrator: Bayu Aryo D
Tebal: 690 halaman
Novel ini bercerita tentang perjalanan seorang anak bernama Dacha Suly untuk menemukan identitas dirinya. Dacha Suly adalah anak pemalas, tetapi memiliki bakat yang luar biasa dari kedua orang tuanya, terutama ibunya. Dacha berasal dari Kedhalu Selatan yang dikenal kampungan, berbeda dengan orang-orang Kedhalu Utara yang sangat beradab dan memiliki penguasaan pughaba tingkat tinggi. Pughaba adalah kemampuan olah tubuh yang bisa mendatangkan kekuatan tanpa batas. Pughaba berarti kuasa.
Cerita dalam buku ini diawali dengan mimpi Dacha bertarung dengan Nibiru, Raja Penguasa Pusat Bumi. Kejadian itu memberikan motivasi bagi Dacha untuk mengusai pughaba dengan baik untuk bisa mengalahkan Nibiru. Dimulailah petualangan Dacha mengikuti seleksi Kenaikan tingkat pughabanya, konspirasi, pengkhianatan, hingga peperangan dengan pasukan Nyathemaythibh.
Novel ini tidak hanya bercerita tentang pertempuran, adapun kisah persahabatan, pengkhianatan, juga kisah cinta yang menginspirasi seorang Thalkay dan istrinya, Lemathi. Cerita-cerita tersebut diramu menjadi sebuah cerita utuh yang akan membuat penasaran bagi pembacanya.
Cerita dalam buku ini sangat ringan dan renyah saat dibaca. Akan sulit meninggalkan buku ini, setelah kalian mulai membacanya. Alur cerita yang nyaman membuat saya tak terasa membacanya. Halaman demi halaman begitu mudah berganti, dari satu tokoh ke tokoh lain, menjelajah mulai dari Kedhalu Selatan, Kedhalu Utara, Bhopemany (tempat berlatih Pughaba bagi orang Kedhalu), hingga Bukit Gisaga. Banyak pesan disampaikan dengan diramu sedemikian rupa sehingga kita lebih mudah menerima pesan yang ingin disampaikan si penulis. Salah satunya adalah saat menjelaskan pedang Dacha yang sebelumnya digunakan ibunya. Juga keseharian keluarga Thalkay yang sungguh terhormat.
Jangan sesekali menebak-nebak ending dari cerita dalam buku ini. Saya kira si penulis sengaja menggiring kita untuk menebak akhir cerita, untuk kemudian memutar balikan jalan cerita diakhir novel. Kejam. Karena saya pada akhirnya saya pun tertipu.
Ini adalah novel fantasi dari Indonesia pertama yang saya baca. Saya kira tak kalah jika dibandingkan dengan Harry Potter.
Dari ulasan diatas, sudah seharusnya saya merekomendasikan novel ini untuk dibaca. Saya anggap nilai 4,5 pantas diberikan bagi buku ini dari nilai 5 sebagai nilai tertinggi.
Posted via Blogaway
Tidak ada komentar:
Posting Komentar