Rabu, 09 Desember 2015

The Cather In The Rye : Kisah Dua Hari Si Bocah Penggerutu



Selesai juga membaca buku ini. Dengan sudut pandang orang pertama bocah SMA yang terus menggerutu sepanjang cerita. Ia mengeluh berbagai hal yang ia temui, sekolahnya, orang-orang yang berkaitan dengan sekolahnya (hanya beberapa saja yang ia tidak keluhkan, pak Antolini dan teman sekelasnya yang mati bunuh diri karena di bully teman sekolah) juga orang-orang yang ia temui di mana pun. Selain itu, baginya setiap orang munafik, "Bagaimana kita bisa tahu bahwa kita bisa jadi orang munafik? Masalahnya adalah, kita tidak tahu," dan disetiap akhir cerita tidak luput dengan umpatan macam bajingan dan sialan. Tapi dalam beberapa hal saya suka dan setuju dengan cara ia memperlakulan adiknya, Phoebe, dua biarawati yang ia temui di stasiun kereta dan beberapa orang lainnya yang ia sukai. Manis. Dan entah apa hubungannya blurb di buku ini "Mengapa buku ini disukai para pembunuh" dengan cerita di dalamnya. Belakangan saya tahu kabarnya buku ini dibaca oleh pembunuh Presiden Amerika Jhon F. Kennedy saat hendak ditangkap oleh polisiYang jelas saya baru pertama menemukan buku dengan cara bertutur yang unik seperti ini. Dan tentu saja kalian tidak usah membacanya kalau tidak ingin.


Tidak ada komentar: